Selasa, 30 Juni 2015

BE YOURSELF


1 July 2015
Di abad 21 ini, kita bisa menemui banyak media yang memunculkan slogan “be yourself”. Slogan ini terkenal dengan ciri khasnya yang ingin mendorong setiap individu untuk hidup sesuai dengan keinginannya, dan tidak mempedulikan penilaian-penilaian dari masyarakat di sekitarnya. Walaupun demikian, slogan ini terkesan memiliki suatu ironi yang tidak bisa dijalani secara realistis. Untuk menggambarkan ironi ini, perhatikan cerita singkat di bawah ini.
Ada seorang perempuan muda yang merasa kesulitan mencari teman, dan ia merasa hal ini disebabkan karena ia tidak memiliki fitur wajah yang sesuai dengan standar masyarakat zaman sekarang. Lalu ia bercerita kepada seorang guru pembimbing di kampusnya, akhirnya guru tersebut hanya memberikan satu nasihat kepadanya, yaitu “be yourself”.
Setelah itu ia mencoba untuk mengikuti nasihat gurunya, namun ia tetap merasa dirinya tidak disukai teman-temannya. Sampai akhirnya ia berhenti mengikuti nasihat “be yourself” dan melakukan segala macam cara untuk membuatnya terlihat cantik. Ketika ia mulai menerapkan tren kecantikan zaman ini, barulah ia merasa dirinya diterima dengan baik oleh lingkungannya.
Dari cerita ini, kita dapat melihat bahwa di satu sisi, guru tersebut mencetuskan slogan “be yourself” yang dianggap baik olehnya dan mungkin oleh sebagian besar masyarakat, tetapi pada kenyataannya, masyarakat lebih menerima orang yang mengikuti tren zaman. Di sini kita melihat ambiguitas dari slogan “be yourself”. Apa sebenarnya arti “be yourself”? Apakah identitas diri manusia yang sejati? Bagaimana manusia seharusnya menjadi dirinya sendiri?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita harus ingat dan sadar akan tiga hal:
1. MANUSIA MAKHLUK MATERI DAN MAKHLUK ROHANI
Pertama, kita harus mengingat bahwa manusia berada dalam kondisi rohani dan materi. Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai manusia yang terbatas tetapi juga diberikan sifat kekekalan. Manusia secara jasmani tentu terbatas oleh ruang dan waktu, tetapi Tuhan memberikan manusia pikiran dan kerohanian yang bisa melampaui dimensi ruang dan waktu. Manusia yang tidak sadar akan dimensi rohani dan materi pasti akan kehilangan identitas diri, karena natur asli manusia adalah untuk hidup di dalam dua dimensi ini.  Ketika manusia sudah kehilangan identitas dirinya yang sejati, maka manusia akan menggantinya dengan identitas palsu. Karena itu, be yourself sebagai manusia yang harus hidup dalam dimensi materi dan rohani.
2. IDENTITAS MANUSIA DIBERIKAN OLEH TUHAN
Identitas diri manusia diberi oleh Tuhan, karena manusia diciptakan oleh Tuhan. Identitas asli manusia adalah bahwa manusia dicipta, telah jatuh dalam dosa, dan kemudian ditebus oleh darah Kristus. Tuhan yang menyatakan hal ini kepada manusia, dan ketika Tuhan memanggil manusia untuk kembali kepada identitasnya yang asli, maka kita harus taat kepada-Nya, karena kita adalah ciptaan-Nya. Be yourself, live as a creature before the Creator!
3. TUJUAN HIDUP MANUSIA
Ketika manusia sudah mengetahui bahwa identitas dirinya berasal dari Tuhan, maka ia harus mengetahui apa yang menjadi tujuan hidupnya. Manusia hidup bertujuan untuk disempurnakan dan dikuduskan oleh Tuhan. Kita juga harus ingat, bahwa manusia dipanggil Tuhan dalam keunikan. Oleh karena itu, panggilan kita yang unik juga harus kita temukan di dalam Tuhan. Be yourself as a person before God!
Menjadi diri sendiri adalah menggumuli panggilan Sang Pencipta dalam diri, menerima fakta bahwa saya dicipta dan dipanggil untuk menemukan, menjalankan, dan menggenapi kehendak Tuhan. Mari kembali kepada makna identitas diri kita yang sejati di hadapan Tuhan Sang Pencipta!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar